Tuesday, January 31, 2017

Bernafas untuk hidupmu di dunia, berbuat untuk hidup di dunia dan sesudahnya

Berbuat itu seperti menghirup udara, ya, kata lainnya bernafas.
Setiap saat kita bernafas, dan dengan bernafas semua berjalan seperti biasanya. Tak ada itimewanya. Kebanyakan seperti itu.
Tapi sebnarnya, semua juga tahu, tdk perlu dokter atau apalagi profesor, untuk mengatakan bahwa bernafas di udara yg bersih akan baik untuk kesehatan. Dan sebaliknya, menghirup udara yg tidak bersih akan memburukkan kesehatanmu.
Tapi, semua orang atau kebanyakan tidak peduli, yang penting bernafas dan tetap hidup.
Yang tinggal di pegunungan perkebunan semua bernafas. Yang tinggal di pantai, yang dekat atau di kampung nelayan tetap bernafas meski terpapar aroma kurang sedap dari ikan yang diasinkan dan dikeringkan. Hal ini dapat diketahui jika kita melintas di beberapa daerah di jalur pantura misalnya. Yang tinggal di sekitar TPA ( Tempat Pembuangan Akhir), para pemulung, mereka tetap bernafas meski terpapar aroma sampah yang pastinya sangat tidak sedap.

Kondisi-kondisi itu tidak tampak / dirasakan bedanya. Yang tinggal di pegunungan, dataran rendah, pantai semua biasa saja. Mereka tetap hidup, menjalankan aktifitas keseharian. Tidak ada bedanya.
Tapi, ada kalanya pada kasus-kasus tertentu, tidak sama. Seperti misal pada kasus kabut asap di Riau yang sekarang sedang menjadi konsen seluruh bangsa Indonesia (semoga termasuk pemerintahnya, Amin). Udara di Riau mengandung kabut yang sudah membahayakan tubuh, melebihi ambang batas. Sehingga orang orang yang tinggal di sana lagsung merasakan efeknya dalam jangka pendek bahkan mengakibatkan kematian dalam banyak kasus terutama anak-anak. Sehingga semua tergopoh-gopoh merasa perlu melakukan sesuatu baik bagi lingkungannya maupun manusia yang di sana.

Demikian halnya dengan berbuat. Kebanyakan perbuatan kita tidak berdampak langsung kasat mata pada kita. Tapi dalam kehidupan kita tidak lepas dari berbuat. Ketika kita berbuat baik, sebagaimana menghirup udara bersih, tidak langsung terasa akibat atau manfaatnya bagi kita. Pun, ketika manusia berbuat buruk, sebagaimana menghirup udara kotor, tidak langsung kita rasakan hukumannya. Tapi, tetap ada di kasus tertentu yang kita langsung lihat akibatnya. Misal, yang terjadi pada para kriminal; mencuri, membunuh, korupsi dll. Mereka kebanyakan akan langsung merasakan hukuman sebagai akibat perbuatan mereka. Meski ada beberapa yang terlewat tidak terungkap. Atau yang terjadi pada para juara. Mereka berbuat kebaikan serta usaha dan langsung diberikan hadiah yang merupaka apresiasi/ penghargaan atas tindakanya.

No comments:

Post a Comment